Dalam
pengembaraannya untuk mencari dan memperdalam agama islam, dua orang Padjajran
Raden Walang Sungsang dan adiknya Nyi Rarasantang sampai ke Mesir menunaikan
ibadah haji. Raden Walang sungsang pulang ke Cirebon dengan sebutan Haji
Abdullah Iman, sedangkan Nyi Rarasantang tetap berada di Mesir karena telah
bersuamikan Syarif Abdullah seorang Raja Mesir. Berputra dua oranng yaitu
Syraif Hidayahtullah dan Syarif Nurullah. Tidak lama kemudian setelah Syarif
Hidayatullah dilahirakan, ayahandanya wafat.
Menginjak
usia dewasa, Syarif Hidayahtullah berpamitan kepada ibunya pergi ke Cirebon
sambil mencari guru untuk memperdalam ajaran Agama Islam. Di Cirebon bertemu
dengan uwaknya H.Abdullah Iman atau disebut juga Pangeran Cakra Buana yang
telah memiliki seorang putri bernama nyi Mas Pakung wati, dari prnikahannya
dengan Nyai Endang Geulis. Syarif hidayahtullah dinikahkan dengan Nyi Mas
Pakung wati dan menduduki Keraton Pakung Wati dengan gelar Sultan Syarif
Hidayahtullah atas pemberian nama uaknya P.Cakra Buana.
Belum
lama di Cirebon, Syarif Hidayahtullah pergi mengembara ke Negri Cina untuk
menuntut ilmu dan menyebarkan Agama Islam. Di Negeri Cina Syarif hidayahtullah
sangat dihormati oleh masyarakat yang didatangi dan banyak pula yang menganut
Agama Islam. Karena dianggap orang sakti dan sangat ramah dengan penduduk.
Pada
suatu ketikas tejadi kebakaran di pembakaran keramik, di dalam rumah yang
menyala-nyala dilanda api, tak ada seorangpun yang berani menyelamatkan bayi
yang masih ada didalamnya. Dengan tenangnya Syarif Hidayahtullah masuk untuk
menyelamatkan bayi lewat kobaran api yang menyala. Bayi dapat diselamatkan
dengan keadaan segar bugar, begitu pula dengan Syarif hidayahtullah, pakaiannya
tidak terbakar sedikitpun. Penduduk terkagum-kagum dan dianggapnya orang sakti.
Peristiwa
itu terdengar Kaisar Cina yang menjadikan dirinya gusar dan marah. Maka
dibuatlah tipu muslihat, diundanglah Syarif Hidayahtullah ke Istana untuk
menebak apakah putri An Liong Tien benar-benar mengandung atau tidak.
Dikatakannya oleh Syarif Hidayahtullah bahwa putri tuan besar mengandung.
Semula Syarif Hidayahtullah akan menerima hukuman yang berat dari kaisar karena
diperut Putri An Liong Tin hanyalah sebuah bantal belaka yang diletakkan
didalam perutnya, sehingga persis seprti orang mengandung. Akan tetapi dalam
keputren seorang emban menjerit-jerit bahwa Putri An Liong tin benar-benar
mengandung. Setelah dilihat oleh kaisar benar juga adanya. Syarif hidayahtullah
menyelinap keluar dari istana dan kembali ke Cirebon.
Putri
An Liong Tin berpamitan kepada ayahnya untuk mencari calon suaminya di Cirebon.
Dalam pertemuannya di gunung jati putri An Liong tin dinikahi oleh Syarif
Hidayahtullah dan di tempatkan di daerah Luragung. Putri An Liong Tin dikenal
pula dengan sebutan Ratu Petis, karena gemar makan petis.
Ketika
Putri An Liong Tin melahirkan, bayi yang baru dilahirkan meninggal dunia.
Karena merasa kehilangan, Putri An Liong Tin mengangkat putra Ki Gede Luragung bernama
Arya Kemuning, kemudian namanya menjadi Adipati Arya Kemuning.
Pada
saat menginjak usia dewasa, Dipati Arya Kemuning yang telah ditinggal ibunya
wafat, pergi ke Gunung Jati untuk ayahandanya Sultan Syarif Hidayahtullah.
Sulatan Syarif Hidayatullah menerimanya dengan suka hati, kemudian Dipati Arya
kemuning ditugaskan untuk mengundang Suryadarma di Indramayu agar datang ke
Gunung Jati.
Sekembalinya Arya Kemuning setelah
melaksanakan amanat ayahandanya, karena kelelahan, Dipati Arya Kemuning
istirahat untuk melepaskan lelah. Ditempat istirahat Dipati Arya Kemuning
itulah sekarang disebutnya Desa Arjawinangun.
Arjawinangun terdiri dari dua kata
yaitu ARJA dan WINANGUN. Arja artinya bahagia dan Winangun artinya membangun
atau telah selesai melaksanakan tugas.
Kini
Arjawinagun menjadi pusat pemerintahan kecamatan yang membawahi 11 desa ,
yaitu desa Arjawinangun, Jungjang, Jungjang Wetan, Kebonturi,
Geyongan , Sende, Bulak, Karangsambung, Rawagatel, Tegal Gubug, Tegal
Gubug Lor. Dan pasar tradisionalnya yang sangat ramai terutama hari senen,
biasa disebut pasar senen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar