Bismilahirrahmanirrahim,
Alhadulillahirabbil ‘aalamin, marilah kita brsama-sama bersyukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga hingga detik ini kita masih diberi kesempatan yang baik untuk memperingati “Maulid Nabi” Muhammad SAW junjungan kita.
Shalawat
dan salam kita panjatkan kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW, semoga Beliau
senantiasa di tempatkan oleh Allah di sisi-Nya sebagai umat yang memperoleh
derajat yang paling tinggi di akhirat. Amin !
Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد النبي, mawlid an-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Keraton Kasepuhan Cirebon |
Panjang
Jimat
Cirebon dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Dalam menyambut Maulid Nabi, Cirebon mempunyai acara yang khusus dan sakral bernama Muludan. Puncak perayaan yang diagungkan oleh masyarakat Cirebon tersebut adalah Panjang Jimat.
Panjang Jimat Tradisi Maulid Nabi di Keraton Cirebon Sejak zaman Khalifah Sholahudin Al Ayubi 1993 M, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid Nabi kerap di istimewakan. Tujuannya, tidak lain untuk mengenang dan selalu meneladani nabi Muhammad SAW.
Cirebon dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat. Dalam menyambut Maulid Nabi, Cirebon mempunyai acara yang khusus dan sakral bernama Muludan. Puncak perayaan yang diagungkan oleh masyarakat Cirebon tersebut adalah Panjang Jimat.
Panjang Jimat Tradisi Maulid Nabi di Keraton Cirebon Sejak zaman Khalifah Sholahudin Al Ayubi 1993 M, peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid Nabi kerap di istimewakan. Tujuannya, tidak lain untuk mengenang dan selalu meneladani nabi Muhammad SAW.
Sultan Sepuh XIII Maulana Pakuningrat,
menjelaskan nama Panjang Jimat terdiri atas dua kata, yaitu “panjang” yang
artinya terus menerus tanpa terputus dan “jimat” yang merupakan akronim dalam
bahasa Jawa : siji kang dirumat (satu yang dipelihara, red).
Menurut Sultan Sepuh, jimat yang
dimaksud adalah dua kalimat syahadat yang menjadi pegangan utama umat muslim
sedunia. Jadi, makna panjang jimat adalah pesan kepada setiap umat Islam untuk
selalu berpegang kepada dua kalimat syahadat selamanya, terus menerus tanpa
terputus.
Prosesi Muludan di Cirebon perayaan muludan di awali dengan perhelatan pasar malam yang meriah di alun-alun Kraton Kasepuhan, yang bersisian dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Panjang Jimat yang menjadi puncak acara, adalah tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun dan masih dipertahankan sampai sekarang. Acara Panjang Jimat dilakukan di tiga keraton, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan, serta di makam Sunan Gunung jati.
Prosesi Muludan di Cirebon perayaan muludan di awali dengan perhelatan pasar malam yang meriah di alun-alun Kraton Kasepuhan, yang bersisian dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Panjang Jimat yang menjadi puncak acara, adalah tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun dan masih dipertahankan sampai sekarang. Acara Panjang Jimat dilakukan di tiga keraton, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan, serta di makam Sunan Gunung jati.
Upacara panjang jimat merupakan puncak acara peringatan maulid Nabi di tiga keraton. Di keraton Kanoman, upacara digelar sekira pukul 21.00 WIB yang ditandai dengan sembilan kali bunyi lonceng Gajah Mungkur yang berada di gerbang depan keraton. Suara lonceng tersebut merupakan tanda dibukanya upacara panjang jimat.
“Setelah lonceng dibunyikan, Pangeran Patih PRM Qodiran mewakili Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muhammad Emirudin yang menggunakan jubah Emas keluar dari ruang mande mastaka menuju bangsal jinem,”.
Di bangsal Jinem, pangeran menerima sungkem dari pangeran komisi, Rohim, sebagai tanda dimulainya proses panjang jimat. Selama prosesi upacara digelar, Pangeran Patih sama sekali tidak diperkenankan bicara sepatah kata pun. Ini dilakukan sebagai simbol istiqomah.
Tidak
hanya genderang lonceng dibunyikan, tanda pembukaan upacara panjang jimat juga
ditandai dengan tiupan pluit yang mengisyaratkan kepada warga agar memberikan
jalan bagi iring-iringan famili yang diikuti abdi dalem menuju langgar alit
yang berjarak sekitar 500 meter.
Setelah
pangeran komisi memberikan sungkem kepada Pangeran Patih, iring-iringan mulai
berjalan. Pangeran patih bersama famili berada paling depan. Dalam perjalan
menuju langgar alit, seluruh iring-iringan membacakan sholawat nabi.
Iring-iringan
rombongan dikuti oleh rombongan wanita bangsawan yang tidak sedang datang
bulan. Mereka membawa barang pusaka keraton, dan perlengkapan rumah tangga
seperti piring, lodor, kendi dan barang peningglan sejarah lainnya.
Perjalanan
rombongan diawali dari depan pendopo keraton, kemudian melewati Pintu Si
Blawong yang dibuka hanya pada prosesi maulid saja dan berakhir di Masjid Agung
Kanoman yang dibangun tahun 1679 Masehi.
Saat
perjalanan menuju masjid, ribuan warga berebut memadati sepanjang jalan yang
dilewati rombongan. Tidak sedikit, warga yang sengaja menghamiri sultan hanya
untuk bersalaman dan berharap mendapat berkah. Setelah tiba di masjid, seluruh
rombongan duduk rapi didalam masjid. Ditempat itu, turut dibacakan riwayat
Nabi,pembacaan barjanji, kalimat Thoyyibah, sholawat Nabi dan ditutup dengan
berdoa bersama.
Setelah acara usai,
sekitar pukul 24.00 WIB seluruh nasi dan lauk pauk yang dibawa rombongan
dibagikan kepada keluarga sultan, famili, abdi dalem, dan seluruh warga yang
berada diluar halaman masjid.
Acara
ini berlangsung sangat khidmat, serta juga dihadiri oleh keluarga dari sultan,
abdi dalem dan ribuan masyarakat Cirebon. Masyarakat yang menyaksikan Panjang
Jimat, rela berdiri dan berjalan berjam-jam demi ikut dalam perayaan Maulid
Nabi
Acara
Panjang Jimat dalah perayaaan yang besar dan sakral. Panjang Jimat mengajak
setiap umat Islam untuk terus mengingat dan mengerjakan ajaran-ajaran Nabi
Muhammad SAW.
Dalam acara ini, Anda akan melihat iring-iringan dari benda-benda pusaka di dalam tiap Keraton yang menjadi simbol dan peninggalan-peninggalan saat masa penyebaran agama Islam di Cirebon. Panjang Jimat mengandung unsur adat, budaya dan kandungan-kandungan dari agama Islam.
Dalam acara ini, Anda akan melihat iring-iringan dari benda-benda pusaka di dalam tiap Keraton yang menjadi simbol dan peninggalan-peninggalan saat masa penyebaran agama Islam di Cirebon. Panjang Jimat mengandung unsur adat, budaya dan kandungan-kandungan dari agama Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar