Dalam
penyamarannya Ki Kuwu Cirebon di Gunung Kumbang, tinggal di blok Ardi Lawet
bergelar Abujangkrek. Disitu Ki Kuwu memiliki dua orang putra yaitu seorang
laki-laki bernama Sela Rasa dan perempuan bernama Sela Rasi.
Dijaman
itu Ki Kuwu memasuki daerah Telaga, bertemu dengan seorang bernama Ki Wanajaya.
Ki Wanajaya di telaga adalah seorang yang sakti mandraguna, di Telaga itu belum
ada tandingannya. Dalam pertemuannya dengan Ki Kuwu, terjadilah selisih paham
hingga terjadi perkelahian. Perkelahian dua orang sakti itu terjadi lama
sekali, masing-masing mencari kelemahan lawannya. Tetapi belum seorangpun yang
menunjukkan kelemahan untuk dapat dirobohkan salah seorang diantaranya.
Pada
suatu saat diserangnya Ki Wanajaya dengan ajian Nini Badong yang berkhasiat
mengeluarkan hawa dingin luar biasa. Ki kuwu mengarahkan ajian itu sangat tepat
mengenai sasarannya,Ki Wanajaya menjadi tak berdaya. Ki Kuwu yang memiliki jiwa
ksatria, lalu menunggu lawannya yang tak berdaya dan tidak berani menyerangnya
sampai mati. Agaknya Ki Wanajaya sendiri merasakan, perlakuan lawannya tidak
mudah dapat dilawannya. Ki Wanajaya menyerah minta ampun, dan Ki Kuwu dengan
senang hati mengampuninya. Kemudian Ki Wanajaya mengikuti faham Ki Kuwu
memasuki agama Islam.
Karena
pernyataan Ki Wanajaya, Ki Kuwu berniat baik kepada Ki Wanajaya agar seterusnya
tetap dalam Islam. Dimintakan kepada Ki Wanajaya agar memperistri putrinya yang
bernama Sela Rasi. Ki Wanajaya mengajukan keberatan sehubungan usianya telah
berjauhan dengan Sela Rasi. Ki Kuwu memberikan ilmu kepada Ki Wanajaya. Setelah
ilmu itu diterima, berubahlah wajah Ki Wanajaya layaknya seorang perjaka. Ki
Kuwu menyuruh Ki Wanajaya berkaca ke permukaan air agar mengetahui perubahan
dirinya. Namun ditempat itu tidak ditemukan sebuah balong pun, segera Ki kuwu
ditempatnya duduk mencungkil tanah, dari tanah yang dicungkilnya dikabulkan,
timbullah sebuah balong yang airnya jernih sekali, Ki Wanajaya segera berkaca
di balong tersebut. Ki Wanajaya tersenyum melihat tampangnya seperti perjaka
kembali. Ki Kuwu menjelaskan, engkau telah kuberi Doa Janur Wenda yang telah
engkau hafalkan. Doa yang telah engkau baca dikabulkan Allah, dan raut mukamu
telah kembali seperti perjaka.
Ki
Kuwu menunjukkan adanya binatang-binatang kecil yang disebut “Remis”, berada
dipinggiran balong yang baru terjadi itu. Balong ini sebaiknya diberi nama
Telaga Remis, dan tanah cungkilannya bawalah. Ki Wanajaya menurut kepada semua
yang dikatakan Ki Kuwu. Ki Wanajaya kemudian dijodohkan dengan Nyi Sela Rasi,
di tempatkan agar berdiam di sebuah daerah yang diberi nama Bakung. Ki Wanajaya
hidup rukun bersama istrinya Nyi Selarasi di Bakung. Tanah cungkilan Telaga
Remis disimpannya disebuah tempat yang diberi nama Tegal Angker. Tanah itu
terletak di tapal batas blok Pager Toya dan Desa Suranenggala Kulon sekarang.
Dikatakan pula oleh Ki Kuwu kelak dikemudian hari kalau tanah di Tegal Angker
dipertemukan dengan air yang berasal dari Telaga Remis, tanah disana akan
menjadi subur.
Berdasarkan
pada cerita itu, pada masa jabatan Kuwu Bakung yang dipegang oleh Muh. Sidik,
amanat itu telah dibuktikannya. Kuwu Muh. Sidik mencoba mengusahakan terjadinya
air dari sungai Jamblang dapat menembus sampai ke Tegal Angker. Usahanya
dibantu oleh rakyat setempat memperoleh hasil, kurang lebih tahun 1970, air
dari Telaga Remis sampai ke Tegal Angker. Yang telah diamanatkan Ki Kuwu
tersebut terbukti dan membuahkan hasil, Tegal Angker merupakan tanah yang
subur.
Lambat laun perkampungan Bakung di kukuhkan menjadi Desa Bakung. Yang kemudian Desa Bakung dimekarkan menjadi dua Desa yaitu Desa Bakung Kidul dan Desa Bakung Lor, terjadi pada tahun 1980.
Nama-nama
Kepala Desa Bakung Kidul setelah pemekaran tahun 1981 yang diketahui yaitu:
1.
Ki
Banar
:1811 – 1831
2.
Ki Sarijan
:1831 – 1847
3.
KI Sardika
:1847 – 1878
4.
Ki Saban Pego :1878
- 1913
5.
Ki Dian Wirasastra :1913 – 1929
6.
Ki Nata Atmaja :1929 – 1946
7.
H.Kasan
:1946 – 1965
8.
Moh Sidik
:1965 – 1974
9.
Curiga Wijaya :1974 – 1976
10.
Amat(Pjs)
:1976 – 1978
11. Sani
Sontani
:1978 – 1981
12.
Pranajaya(pjs)
:1981 – 1985
13. H.
Turisa
:1985 – 1994
14.
Sarwiya(Pjs)
:1994 – 1995
15.
H.Trisa
:1995 -
2003
16. H.
Tien Suhartono :2003 – Sekarang
Nama-nama Kepala Desa
Bakung Lor
1.
Sani Sontani
:1981 – 1989
2.
Tarkina
:1989 – 1996
3.
Carkila(Pjs)
:1996 – 1997
4.
Hasanudin(Pjs) :1997 – 2001
5.
H. Toto Abiyanto :2001 – Sekarang
1
Luar bisa, semoga dapat menjadi sejarah yang bermanfaat
BalasHapus